Saturday, May 31, 2014

Parsorion Ni Natua2 maranakkon Caleg Gagal

Amang anakku Nga hasea ho hape Di tano parserahan mi Tardok naung maduma do ho Dung hubege baritam Na marcaleg do hape Lam pos ma rohangki Di siadongon mi Ai dang na nger-nger Dang na mar meam-meam Molo dung marcaleg Ikkon do bahat na sipatupaonmu Alai nang pe songon i Pangidoanku da Amang unang pola sai ulakkon be Na mar caleg i Tumagon ma tuhor jetor Asa adong pakkeon nami di huta on Molo so I, pature ma jo jambatan Na naeng marosak i Pas mandapothon hutantai Godang dope amang Na boi ulahononmu Pature hutamon Porlu do tali air, Molo so i kamar mandi umum Unang padao hu hami mambuat aek Manag maridi Nga hubege baritam Dang monang caleg mi Pangidoanku da amang So tung ho mandele Godang dope akka ari Na laho sihirimonmu Akka na mosok i Baen ma I gabe patoguhon dirim Hehe ma ho Amang Mangeahi ari na naeng ro

Tahun Politik Indonesia 2014 (JOKOWI FOR PRESIDEN)

Jokowidodo yang akrab dipanggil Jokowi oleh media masaa maupun media sosial merupakan sosok yg fenomenal dalam kancah politik Indonesia tahun ini. Konon Prabowo yg orang Gerindra sampai merayu2 Megawati agar mengijinkan pencalonan Jokowi menjadi Gubernur DKI, yg pada akhirnya diterima dan disetujui oleh Megawati. lalu kemudain Jokowi dipasangkan dengan Basuki Tjahaya Purnama yg akrab disapa Ahok. Jokowi diusung oleh PDIP dan Ahok diusung oleh Gerindra pada awalnya dicibir oleh para elit politik tanah air, khusunya para politikus di Jakarta. Namun kedua sosok berbeda partai dan keyakinan dan suku ini tak bergeming, dengan penuh percaya diri maju terus merangsek barikade nada nyinyir dan keraguan berbagai pihak. Ada beberapa alasan para penyinyir meragukan kedua sosok baru di Ibukota ini, pertama keduanya adalah Walikota dan Bupati di daerah masing-masing. Jokowi walikota solo, Ahok Bupati Belitung. Para politisi dan pengamat saling berlomba mengutarakan keraguan akan kemampuan kedua insan ini. di tengah berjalannya proses politik menuju DKI 1, langkah2 kedua orang ini mulai dilihat oleh media. Jokowi yg hobby kerja melakukan blusukan, bagi2 kartu nama lengkap dengan nomor hp yg bisa dihubungi oleh konstituen setiap saat. bagaiakan bola salju, makin menggelinding makin besar dukungan rakyat DKI kepada kedua sosok baru yg terkesan "aneh" ini, hingga menimbulkan kekhawatiran rival2nya pada Pilkada DKI 2013. bahkan isu sara mulai dihembus2kan, sang petahana yg kala itu Foke jg ikut ketar ketir melihat arus dukungan yg semakin membesar kepada Jokowi-Ahok. Saya sendiri kala itu terus memantau lewat media sejak saya menemukan sobekan koran yg di dalamnya artikel tentang seorang walikota dari Indonesia yg masuk daftar 25 Walikota terbaik dunia, ialah Joko Widodo yg akrab dipanggil Jokowi. dan saat saya baca artikel tersebut, sy langsung kepincut gaya kepemimpinan dia yg langsung bersentuhan dengan rakyat melalui blusukan yg belum pernah saya dengar sebelumnya. berdasarkan keyakinan saya itulah hingga saat ini Jokowi masih tetap jadi tokoh idolaku dan pemimpin harapan. Dia telah melewati proses panjang menjadi Walikota, menjadi Gubernur dan kini saatnya akan menjadi Presiden. Banyak sekali tantangan yg dihadapinya, mulai dari isu Rasisme dan Agama yg dialamatkan kepada beliau, juga nada2 miring yg meragukan kepemimpinanya. Bahkan para elit berkumpul seakan2 menjadikan Jokowi musuh bersama. beruntung rakyat Indonesia sudah sangat pintar dibantu dengan teknologi yg semakin canggih lewat media sosial banyak sudah yg tercerahkan dari pikiran2 negatif akibat pengaruh "elit" yg menjadikan Jokowi sebagai musuh bukan sebagai sparing partner. apapun daya upaya untuk menghentikan langkah Jokowi untuk memimpin negeri ini dengan membawa angin perubahan, revoluis mental, positivisme dan kedaulatan pangan yg diusungnya untuk mensejahterakan rakyat, jika Tuhan sudah berkehendak tak ada satu kekuatanpun yg bisa menghentikan langkahnya.