Thursday, July 28, 2016

Ahok Akhirnya Pilih Jalur Parpol

Rabu, 27 Juli 2016 merupakan tanggal bersejarah dalam dunia panggung politik Indonesia khususnya Jakarta, dimana Ahok memutuskan untuk maju Pilkada DKI Jakarta pada tahun 2017 mendatang lewat jalur Parpol. Ada tiga Partai yang mendukung Ahok, yakni Nasdem, Hanura dan terakhir Golkar.
Menjadi sebuah momen penting di dunia panggung politik Indonesia, karena sedianya khalayak menanti2 pengumuman pencalonan Ahok lewat jalur Independen. EKspektasi masyarakat tidaklah berlebihan, karena Teman Ahok yang dengan sukarela mengumpulkan KTP warga DKI untuk mendukung Ahok maju di pilgub DKI sudah mencapai 1 juta KTP lebih, padahal persyaratan jumlah KTP pendukung calon Independen tidak lebih dari 600 ribu KTP.
Teman Ahok yang bergabung rata2 usia muda, memiliki semangat muda dan punya pemikiran yang mungkin berbeda dengan kaum tua. Awal kehadiran Teman Ahok seakan dipandang sebelah mata, oleh para politisi yang sudah malang melintang di dunia panggung politik Indonesia. Tidak diperhitungkan mungkin bahasa yang lain untuk Teman Ahok di awal bersdirinya.
Perjalanan gerakan Teman Ahok terus menggeliat tapi tidak terlalu terlihat di permukaan karena kebanyakan mereka memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang semakain canggih. Media sosial menjadi sarana yang teramat penting atas gerakan yang mereka lakukan dalam rangka menggalang dukungan terhadap pencalonan Ahok di pilgub DKI. Terbukti kekuatan media sosial yang mereka manfaatkan sedemikian rupa, berbuah manis. Orang-orang berbondong2 memberi KTP dan data akurat lewat boot-boot yang mereka dirikan di pusat-pusat keramaian di wilayah DKI. Hari demi hari pengumpulan KTP terus bertambah dan bertambah hingga mencapai lebih dari 1 juta KTP.
Pencapaian ini tidak serta merta mendapat sambutan dari kalangan masyarakat DKI, banyak yang meragukan jumlah itu, bahkan yang mencibir lewat medsos juga ada. Belum lagi kalangan politisi yang mensyaratkan untuk verifikasi KTP sebanyak itu diberi waktu hanya 3 hari. Padahal jika diperhitungkan dari sisi waktu dan kesibukan masyarakat Jakarta, ketentuan itu sangatlah memberatkan kalau tidak mau dikatakan hal mustahil, karena sistem verifikasi juga disyaratkan dengan cara sensus. satu persatu ke alamat yang tertera di KTP.
Pandangan awam, bahwa pencalonan Ahok lewat jalur Independen sangat tidak diinginkan oleh para politisi, sebaliknya sangat diinginkan oleh masarakat luas, bahkan masyarakat di luar DKI pun ikut gemas mengikuti berita2 tentang perjuangan Teman Ahok dan perjuangan Ahok sendiri dalam rangka pencalonan di 2017 mendatang. Bahkan terkesan ada usaha sedemikian untuk menjegal usaha tersebut.
Sedemikian kuatnya sosok Ahok di mata masyarakat, hingga hari2 berita di media tak luput dari dia, baik sebagai gubernur ataupun sebagai bakal calon Gubernur.
Dalam pengumuman dirinya yang akhirnya maju lewat jalur Parpol, saya menangkap bahwa yang beliau inginkan adalah Politik biaya murah. Jika selama ini, kemungkinan untuk "melamar" menjadi bakal calon lewat Parpol harus menyediakan uang yang banyak. Sampai2 dalam pandangannya, beliau berkata, makan bareng saja Parpol yang bayarin sekarang, bukan seperti dulu semua harus si bakal calon yang bayarin. Ini ungkapan yang terus terang tanpa tedeng aling-aling, bahwa politik berbiaya mahal itu dimulai dari proses politik itu sendiri.
Kembali ke Teman Ahok, bahwa usaha mereka, tujuan mereka sudah tercapai. Bahwa Ahok sudah resmi akan menjadi bakal calon Gubernur DKI. Tujuan utama sudah tercapai, dan dengan gembira mereka relakan Ahok maju lewat jalur Parpol. Adapun riak2 kecil di khalayak bahwa akan menjadi golput jika Ahok tidak Independen, adalah hal wajar di alam demokrasi. Tidak semua keputusan sebuah kelompok serta merta disetujui para pengikutnya.
Catatan sejarah bagi dunia panggung politik Indonesia, bahwa demokrasi tidaklah mutlak di tangan Parpol, kembali masyarakat (rakyat) lah yang menjadi penentu utama demokrasi itu sendiri. Teman Ahok yang dari kalangan muda juga akan tercatat dalam sejarah, bahwa gerakan plus gebrakan mereka telah mewarnai dunia panggung politik Indonesia.
Harapan kita adalah semoga perkembangan pemikiran masyarakat ini bisa membuahkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas di masa mendatang. Bisa menelurkan pemimpin-pemimpin yang berjiwa nasinalis, tidak korupsi, dan berdaya juang tinggi demi kemajuan dan kemakmuran rakyat itu sendiri.